Jupiter: Planet Terbesar di Tata Surya
Jupiter adalah planet terbesar dalam tata surya kita dan memiliki banyak karakteristik menarik yang membuatnya menjadi subjek penelitian dan pengamatan ilmiah yang intens. Jupiter adalah planet kelima dari matahari dan planet terbesar di tata surya. Diameter Jupiter sekitar 142.984 km, yang lebih dari 11 kali diameter Bumi. Massa Jupiter adalah 318 kali massa Bumi, menjadikannya planet dengan gravitasi terkuat di tata surya.
Planet ini terdiri dari hidrogen dan helium, mirip dengan komposisi matahari. Atmosfernya terdiri dari lapisan-lapisan awan tebal yang didominasi oleh hidrogen molekuler, helium, metana, amonia, dan air. Jupiter tidak memiliki permukaan padat. Bagian dalamnya terdiri dari inti padat yang dikelilingi oleh lapisan cairan hidrogen metalik.
Atmosfer Jupiter terkenal dengan pola cuaca yang sangat dinamis, termasuk badai yang berlangsung selama berabad-abad. Bintik Merah Besar adalah badai raksasa yang berdiameter sekitar dua kali diameter Bumi dan telah berlangsung setidaknya selama 400 tahun. Atmosfernya menunjukkan pola pita awan terang dan gelap yang dikenal sebagai zona dan sabuk, yang bergerak dalam arah yang berlawanan.
Jupiter memiliki lebih dari 79 satelit yang diketahui, dengan empat yang terbesar dikenal sebagai satelit Galilea: Io, Europa, Ganymede, dan Callisto. Io adalah satelit yang sangat aktif secara vulkanik. Europa diyakini memiliki lautan bawah permukaan yang mungkin mendukung kehidupan. Ganymede adalah satelit terbesar di tata surya, bahkan lebih besar dari planet Merkurius. Sementara Callisto adalah satelit yang sangat tua dan penuh dengan kawah.
Peran Jupiter dalam tata surya adalah gravitasinya yang kuat. Gravitasi Jupiter mempengaruhi orbit objek lain dalam tata surya dan berperan dalam membersihkan tata surya dari komet dan asteroid yang mungkin berbahaya bagi planet bagian dalam. Jupiter juga dianggap sebagai “penjaga” tata surya karena membantu melindungi Bumi dari potensi tumbukan.
Eksplorasi Berbagai Kemungkinan Sosok Manusia dalam Figure A
Pameran Figure A digelar. Pameran ini menghadirkan eksplorasi unik bentuk manusia sebagai media tekstur, komposisi, dan warna, melampaui sekadar representasi subjek.
Haii, Grameds! Gimana ini kabar kalian semua? Semoga selalu dalam keadaan sehat ya! Oh, ya, Grameds, pernahkah kalian membayangkan betapa luas dan beragamnya alam semesta kita? Di Tata Surya kita saja, terdapat planet-planet dengan ukuran dan karakteristik yang sangat berbeda seperti Jupiter dan Merkurius, kedua planet yang kontrasnya bagaikan bumi dan langit. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas planet terbesar dan planet terkecil di tata surya kita! Siapkan diri kalian untuk menjelajahi petualangan antariksa yang menarik ini ya! Yuk, kita mulai!
Grameds, sudah pada tahu belum sih sebenarnya apa itu planet? Kita ketahui bersama yuk! Planet adalah benda langit yang mengorbit sebuah bintang atau sisa bintang dan cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri yang membuatnya berbentuk bulat atau hampir bulat. Planet juga harus memiliki orbit yang jelas, artinya tidak ada benda lain yang sama besar atau lebih besar yang berbagi orbitnya. Di dalam tata surya kita, planet-planet mengelilingi matahari dan terbagi menjadi planet dalam (Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars) serta planet luar (Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus). Masing-masing planet memiliki karakteristik unik terkait ukuran, komposisi, atmosfer, dan fenomena permukaan.
sumber: Universe Today
Tata surya adalah sistem planet yang terdiri dari matahari sebagai pusatnya dan semua objek yang mengorbitnya, termasuk delapan planet, satelit alami (bulan), planet kerdil, asteroid, komet, dan debu serta gas antarplanet. Tata surya terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu dari runtuhnya awan gas dan debu raksasa.
Berikut adalah komponen utama dalam tata surya:
Matahari adalah bintang di pusat Tata Surya kita, sebuah bola gas raksasa yang memancarkan cahaya dan panas akibat reaksi fusi nuklir di intinya. Energi yang dihasilkan Matahari sangat penting bagi kehidupan di Bumi, menyediakan cahaya, panas, dan energi yang dibutuhkan untuk fotosintesis dan proses lainnya. Matahari juga merupakan objek terbesar di Tata Surya, mengandung lebih dari 99,8% massa total sistem ini.
Planet adalah benda langit yang mengorbit Matahari, memiliki massa yang cukup untuk membentuk diri menjadi bulat karena gravitasinya sendiri, dan telah membersihkan lingkungan orbitnya dari benda-benda langit lain. Ada delapan planet di Tata Surya kita: Merkurius, Venus, Bumi, Mars (planet dalam/terrestrial), Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus (planet luar/gas raksasa). Masing-masing planet memiliki karakteristik unik, seperti ukuran, komposisi, atmosfer, dan suhu.
Planet kerdil adalah benda langit yang mengorbit Matahari dan memiliki massa yang cukup untuk membentuk diri menjadi bulat karena gravitasinya sendiri, tetapi belum membersihkan lingkungan orbitnya dari benda-benda langit lain. Ada lima planet kerdil yang diakui secara resmi di Tata Surya kita: Pluto, Eris, Haumea, Makemake, dan Ceres. Planet kerdil biasanya lebih kecil dari planet dan seringkali berbagi orbitnya dengan objek-objek lain di Sabuk Kuiper atau Sabuk Asteroid.
Merkurius: Planet Terkecil di Tata Surya
Merkurius adalah planet terkecil di Tata Surya dan juga yang terdekat dengan Matahari. Namanya diambil dari dewa Romawi, Merkurius, yang dikenal sebagai pembawa pesan para dewa karena kecepatannya yang luar biasa. Diameter planet ini hanya sekitar 4.880 km, yang hanya sekitar 38% dari diameter bumi. Massa Merkurius adalah sekitar 5,5% massa Bumi, menjadikannya planet dengan gravitasi yang relatif lemah dibandingkan dengan Bumi.
Merkurius adalah planet yang paling dekat dengan matahari, dengan jarak rata-rata sekitar 57,9 juta km. Planet ini memiliki orbit yang sangat eksentrik (elips), dengan jarak terdekat ke matahari (perihelion) sekitar 46 juta km dan jarak terjauh (aphelion) sekitar 70 juta km. Merkurius mengelilingi matahari dalam waktu sekitar 88 hari Bumi.
Merkurius memiliki periode rotasi yang lambat, berputar pada sumbunya setiap 59 hari Bumi. Karena kombinasi dari rotasi dan revolusinya, satu hari matahari di Merkurius (waktu antara dua matahari terbit berturut-turut) berlangsung sekitar 176 hari Bumi.
Merkurius memiliki atmosfer yang sangat tipis dan terdiri dari partikel-partikel yang ditangkap dari angin matahari serta gas-gas yang terlepas dari permukaan planet. Atmosfer ini disebut eksosfer dan terdiri dari hidrogen, helium, oksigen, natrium, kalium, dan argon. Karena kedekatannya dengan matahari dan kurangnya atmosfer yang signifikan, suhu permukaan Merkurius sangat bervariasi. Di siang hari, suhu dapat mencapai sekitar 430°C, sementara di malam hari bisa turun hingga -180°C.
Permukaan Merkurius penuh dengan kawah akibat tumbukan, mirip dengan permukaan bulan, dengan sedikit aktivitas geologis yang berlangsung sejak miliaran tahun yang lalu. Fitur permukaan lainnya termasuk dataran tinggi, tebing curam yang disebut rupes, dan cekungan besar seperti Cekungan Caloris, yang memiliki diameter sekitar 1.550 km.
Mengapa Pluto Tidak Termasuk Planet Terkecil dalam Tata Surya?
Nah Grameds, mungkin akan timbul pertanyaan di benak kamu seperti “kok bukan Pluto ya planet terkecilnya? Kenapa malah Merkurius?” Gramin akan bantu menjawab pertanyaan kamu tersebut.
Pluto tidak termasuk dalam kategori planet terkecil dalam tata surya karena pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengubah definisi resmi tentang apa yang dimaksud dengan sebuah planet. Menurut definisi baru ini, sebuah benda langit harus memenuhi tiga kriteria untuk diklasifikasikan sebagai planet:
Pluto memenuhi dua kriteria pertama, yaitu mengorbit matahari dan memiliki bentuk bulat. Namun, Pluto tidak memenuhi kriteria ketiga karena orbitnya berada di wilayah yang penuh dengan benda-benda lain di Sabuk Kuiper, yang merupakan wilayah yang penuh dengan objek kecil dan es di pinggiran tata surya. Oleh karena itu, Pluto tidak dianggap telah “membersihkan” lingkungannya dari benda-benda lain.
Sebagai hasil dari perubahan definisi ini, Pluto diklasifikasikan sebagai “planet kerdil” (dwarf planet). Selain Pluto, ada beberapa planet kerdil lain yang telah diidentifikasi di tata surya, seperti Eris, Haumea, Makemake, dan Ceres.
Nah, Grameds, itulah tadi petualangan kita menjelajahi Jupiter si raksasa gas dan Merkurius si planet mungil. Keren banget, kan, bagaimana Tata Surya kita menyimpan begitu banyak keajaiban? Semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan rasa ingin tahu kalian tentang alam semesta yang menakjubkan ini. Jangan lupa untuk terus membaca dan belajar, ya! Sampai jumpa di artikel menarik lainnya, Grameds!
Berkenalan dengan Alam Semesta Tata Surya dan Benda Langit
Alam semesta, tata surya, dan dunia langit adalah suatu hal yang penuh dengan misteri dan fenomena yang sangat menakjubkan. Banyak sekali hal yang belum diketahui oleh para peneliti hingga saat ini. Tentu hal ini sangat menarik bagi anak, yang “haus” akan segala pengetahuan menakjubkan. Banyak manfaat dari berkenalan dengan alam sejak usia dini, seperti mengembangkan rasa ingin tahu, karena melihat variasi bentuk, suara, warna, makhluk, dan segala komponen alam yang berbeda-beda, sehingga memicu proses berpikir dan pencarian informasi. Dan meningkatkan kepercayaan diri, dengan memilih kegiatan yang mereka sukai, bereksplorasi secara mandiri, dan mengekspresikan diri melalui berbagai media yang tersedia di alam sekitar. Lewat buku ini, beragam fenomena alam, seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus, pelangi, serta banyak lainnya akan dikupas dengan jelas. Pun dari dunia tata surya dan langit, pengetahuan tentang meteor, planet, bulan, gerhana, serta banyak lainnya akan dijelaskan dengan sederhana namun tepat. Yuk, ajak buah hati kita mengenali alamnya lebih dekat!
Haii, Grameds! Gimana ini kabar kalian semua? Semoga selalu dalam keadaan sehat ya! Oh, ya, Grameds, pernahkah kalian membayangkan betapa luas dan beragamnya alam semesta kita? Di Tata Surya kita saja, terdapat planet-planet dengan ukuran dan karakteristik yang sangat berbeda seperti Jupiter dan Merkurius, kedua planet yang kontrasnya bagaikan bumi dan langit. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas planet terbesar dan planet terkecil di tata surya kita! Siapkan diri kalian untuk menjelajahi petualangan antariksa yang menarik ini ya! Yuk, kita mulai!
Grameds, sudah pada tahu belum sih sebenarnya apa itu planet? Kita ketahui bersama yuk! Planet adalah benda langit yang mengorbit sebuah bintang atau sisa bintang dan cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri yang membuatnya berbentuk bulat atau hampir bulat. Planet juga harus memiliki orbit yang jelas, artinya tidak ada benda lain yang sama besar atau lebih besar yang berbagi orbitnya. Di dalam tata surya kita, planet-planet mengelilingi matahari dan terbagi menjadi planet dalam (Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars) serta planet luar (Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus). Masing-masing planet memiliki karakteristik unik terkait ukuran, komposisi, atmosfer, dan fenomena permukaan.
sumber: Universe Today
Tata surya adalah sistem planet yang terdiri dari matahari sebagai pusatnya dan semua objek yang mengorbitnya, termasuk delapan planet, satelit alami (bulan), planet kerdil, asteroid, komet, dan debu serta gas antarplanet. Tata surya terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu dari runtuhnya awan gas dan debu raksasa.
Berikut adalah komponen utama dalam tata surya:
Matahari adalah bintang di pusat Tata Surya kita, sebuah bola gas raksasa yang memancarkan cahaya dan panas akibat reaksi fusi nuklir di intinya. Energi yang dihasilkan Matahari sangat penting bagi kehidupan di Bumi, menyediakan cahaya, panas, dan energi yang dibutuhkan untuk fotosintesis dan proses lainnya. Matahari juga merupakan objek terbesar di Tata Surya, mengandung lebih dari 99,8% massa total sistem ini.
Planet adalah benda langit yang mengorbit Matahari, memiliki massa yang cukup untuk membentuk diri menjadi bulat karena gravitasinya sendiri, dan telah membersihkan lingkungan orbitnya dari benda-benda langit lain. Ada delapan planet di Tata Surya kita: Merkurius, Venus, Bumi, Mars (planet dalam/terrestrial), Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus (planet luar/gas raksasa). Masing-masing planet memiliki karakteristik unik, seperti ukuran, komposisi, atmosfer, dan suhu.
Planet kerdil adalah benda langit yang mengorbit Matahari dan memiliki massa yang cukup untuk membentuk diri menjadi bulat karena gravitasinya sendiri, tetapi belum membersihkan lingkungan orbitnya dari benda-benda langit lain. Ada lima planet kerdil yang diakui secara resmi di Tata Surya kita: Pluto, Eris, Haumea, Makemake, dan Ceres. Planet kerdil biasanya lebih kecil dari planet dan seringkali berbagi orbitnya dengan objek-objek lain di Sabuk Kuiper atau Sabuk Asteroid.
Manusia Bisa Punya Planet Sendiri
Kamis, 26 Mei 2022 - 02:56 WIB
VIVA – Pendiri dan Kepala Eksekutif Pulsar Vision, Richard Dinan, menggagas ide untuk manusia agar meninggalkan Bumi dan tinggal di planet lain seperti Mars. Ia memiliki ambisi untuk merealisasikan idenya ini dengan cepat.
Dinan bahkan rela bertaruh dengan memanfaatkan kekuatan nuklir di luar angkasa untuk memangkas waktu tempuh menuju Planet Mars dan membuka tabir rahasia di luar sistem Tata Surya.
"Galaksi Bima Sakti dipercaya terdapat miliaran planet yang beredar di bintang G-Type seperti milik kita (Bumi). Kita hidup di dunia yang mungkin saja terpikirkan bagaimana caranya memiliki planet sendiri," ungkapnya, seperti dikutip dari situs Express, Kamis, 26 Mei 2022.
Ia menyebut, jika ingin terealisasi, maka pengusaha seperti dirinya membutuhkan roket yang sangat cepat. Meskipun Dinan mengakui kalau hal ini terlihat mustahi.
"Tapi percayalah. Kita sudah setengah jalan menuju ke arah sana," kata dia, menambahkan. Supaya semuanya menjadi kenyataan, Dinan ingin mereplika proses fusi yang digunakan oleh bintang dan Matahari.
Fusi inilah yang menjanjikan hal besar bagi manusia agar bisa berkelana ke luar angkasa. Dengan fusi ia juga sangat yakin waktu tempuh misi ke Mars dapat dikurangi setengahnya, atau melaju dengan kecepatan 350 km per detik.
Pulsar Fusion juga sudah menguji mesin plasma yang akan dipakai untuk meluncurkan roket ke luar angkasa. "Lalu, berikutnya, kita bisa menghidupkan mesin roket dan terbang (ke Planet Mars) tahun 2027," papar Dinan.
Debu dan Gas Antarplanet
Debu dan gas antarplanet adalah partikel-partikel kecil dan molekul gas yang tersebar di seluruh Tata Surya. Debu ini berasal dari berbagai sumber, termasuk tabrakan asteroid, komet yang menguap, dan ejecta vulkanik dari bulan-bulan tertentu.
Tata surya terletak di galaksi Bima Sakti dan merupakan satu dari miliaran sistem planet dalam galaksi kita. Studi tentang tata surya membantu kita memahami asal-usul, evolusi, dan karakteristik benda langit yang mengitarinya, serta memberikan wawasan tentang kemungkinan kehidupan di luar Bumi.
Sudah Siapkah Berpindah ke Teknologi Cloud?
Layanan teknologi cloud atau penyimpanan data virtual dari Apple, Google atau Microsoft ternyata memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus Anda ketahui terlebih dahulu.
Kelebihan dari teknologi cloud tentu saja menawarkan layanan penyedia file yang dapat diakses secara virtual menggunakan device apapun dan kapanpun, semua file yang diupload ke cloud akan terintegrasi dan dapat diakses dengan seluruh device yang Anda gunakan.
Namun, kekurangannya adalah harga layanan ini masih belum ramah di kantong, bahkan Anda harus siap-siap membayar dua kali lipat daripada harga memori eksternal untuk mendapatkan kapasitas memori yang diinginkan.
Misalnya, Anda hanya harus merogoh kocek Rp 500 ribu saja untuk mendapatkan memori eksternal seperti SD Card atau MicroSD Card dengan kapasitas 256 GB, sedangkan jika anda menggunakan layanan cloud, siap-siap mengeluarkan budget dua kali lipat dari harga tersebut.
Jika kelak slot microSD memang harus lenyap dari semua produk smartphone, ada dua hal yang harus anda pikirkan, yakni tentang ketersediaan kapasitas memori internal atau beralih menggunakan layanan cloud yang memiliki aksesibilitas baik namun harganya selangit.
Penggunaan memori internal juga kerap kali dikeluhkan banyak orang, karena nyatanya sekitar 15-20 persen dari kapasitas memori yang tertulis telah diserap atau digunakan untuk sistem operasi smartphone Anda. Belum lagi jika Anda menginstall berbagai aplikasi atau game pada smartphone Anda tentunya akan membuat kapasitas memori internal pada smartphone semakin kecil sehingga menyebabkan performa gadget kesayangan Anda menurun.
Maya Hari sedang menanam buah melon dan kembang kol. Ia juga menanam cabe, terong dan pisang di teras apartemennya. Di sini, di lantai 31, orang bisa melihat bagaimana Singapura di masa depan.
Maya Hari yang profesi aslinya adalah manajer, sudah beberapa langkah lebih maju dibanding penduduk Singapura lainnya. Pemerintah Singapura bercita-cita untuk membuat negara kota dengan teknologi canggih itu menjadi negara penuh petak perkebunan.
Maya Hari yang punya hobi bercocoktanam melontarkan pendapatnya tentang apa yang diperlukan agar program ambisius itu berhasil. "Semua orang harus berusaha merangkul lebih banyak teknologi dan metode modern pengembangan tanaman", katanya.
Ditambah dengan upaya menggerakkan seluruh negara dan semua orang untuk menanam lebih banyak lagi. "Menanam di balkon saja, tidak akan mendatangkan hasil maksimal. Tapi itu jadi awalnya.” Demikian ungkap Maya Hari.
Singapura menjadi negara pertanian? Itu susah untuk dibayangkan. Selama beberapa dekade, negara itu jadi pusat keuangan dan ekonomi, dan memiliki semakin banyak pencakar langit.
Walaupun banyak penghijauan, pertanian tampak seperti sesuatu dari masa lalu. Tapi sekarang Singapura ingin mengurangi ketergantungan pasokan pangannya pada negara asing.
Lahan di Singapura tidak luas. Jadi atap akan diubah menjadi lahan penanaman sayuran dan hasil kebun yang bisa dijual! Strategi baru itu sudah mulai membuahkan hasil.
Atap sebuah mal perbelanjaan yang populer juga jadi lahan pertanian. Ketika Bjorn Low berhenti berkarir di bidang periklanan tahun 2015, dan mulai menanam pepaya, rosemari dan markisa, ia ditertawakan orang. Sekarang ia jadi pakar yang selalu dimintai pendapatnya.
Pengusaha itu kini menciptakan 200 kebun di atap bangunan di seluruh kota. Ia juga bereksperimen dengan teknologi baru, yang ditempatkan di kontainer kapal laut.
Kale tidak tumbuh di iklim tropis. Tapi di sini, kale tumbuh jika ditempatkan di cairan nutrisi, dan di bawah cahaya LED, yang menggantikan cahaya matahari. Budidaya tanaman vertikal dalam beberapa tingkat, dianggap tren yang menjanjikan, yang bisa bersaing melawan produk dari negara lain seperti negara tetangga Malaysia, yang menanam pangan dengan lebih murah.
Low mengatakan, keberhasilan itu bisa dicapai karena sayuran yang ia tanam diperkaya lebih banyak nutrisi. "Jadi ini juga menawarkan keuntungan bagi kesehatan konsumen. Ini jadi alasan mengapa harganya lebih mahal 20 sen Dolar Singapura daripada sayuran lain. Jadi itu bisa jadi hal menguntungkan dalam persaingan ini." Demikian papar Low.
Hanya 1% areal lahan Singapura bisa diperhitungkan untuk pertanian tradisional dengan penanaman di tanah. Oleh sebab itu, pertanian vertikal di lahan bertingkat bermunculan di mana-mana, dan itu didukung pemerintah.
Bukan hanya pertanian
Ikan juga akan dikembangbiakkan di sebuah gedung delapan tingkat. Perusahaan Apollo Marine yang mengembangkan konsepnya. Sejauh ini, perusahaan mengembangbiakkan 300 ton ikan per tahun di lahan budidaya ikan di seberang jalan. Sekarang, negara juga ikut menanamkan modal di perusahaan ini.
Di masa depan, hampir 10 kali lipat ikan jenis Trout tropis akan dibesarkan di kolam-kolam milik perusahaan itu. Apollo Marine mengatakan, budidaya ikan akan dilakukan secara ekologis berkelanjutan. 90% air bisa digunakan. Lagi pula, selama lockdown, ketika ikan segar tidak bisa diimpor, Apollo bisa memikat sejumlah besar warga Singapura sebagai konsumen baru.
Manajer operasi Apollo Marine, Crono Lee menjelaskan, "Sebenarnya, jika kita mengembangbiakkan ikan seperti biasa, di sepanjang pantai, ikan sangat terancam polusi, hujan, plastik mikro, tumpahan minyak serta kontaminasi lain. Jika dikembangbiakkan di dalam sistem seperti yang kita miliki sekarang, maka kontaminasi dan polusi bisa dihindari."
Kembali ke balkon milik Maya Hari, kini arbei sudah berbuah, walaupun bukan benar-benar tanaman tropis. Sebaliknya, banyak buah dan sayuran kerap tidak bisa dikembangbiakkan oleh para penggemar berkebun di Singapura. Negara berteknologi canggih itu sedang berusaha melihat seberapa baik bakat berkebun warganya.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Format Masa Depan adalah album kedua karya grup band Dewa[1][2] yang dirilis pada tahun 1994. Album ini merupakan album pertama Dewa yang dirilis di bawah perusahaan rekaman HJ Productions dan di distribusikan oleh Aquarius Musikindo. Album ini melahirkan beberapa hits seperti "Aku Milikmu" dan "Tak 'Kan Ada Cinta Yang Lain".[3]
Berkenalan dengan Alam Semesta Tata Surya dan Benda Langit
Alam semesta, tata surya, dan dunia langit adalah suatu hal yang penuh dengan misteri dan fenomena yang sangat menakjubkan. Banyak sekali hal yang belum diketahui oleh para peneliti hingga saat ini. Tentu hal ini sangat menarik bagi anak, yang “haus” akan segala pengetahuan menakjubkan. Banyak manfaat dari berkenalan dengan alam sejak usia dini, seperti mengembangkan rasa ingin tahu, karena melihat variasi bentuk, suara, warna, makhluk, dan segala komponen alam yang berbeda-beda, sehingga memicu proses berpikir dan pencarian informasi. Dan meningkatkan kepercayaan diri, dengan memilih kegiatan yang mereka sukai, bereksplorasi secara mandiri, dan mengekspresikan diri melalui berbagai media yang tersedia di alam sekitar. Lewat buku ini, beragam fenomena alam, seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus, pelangi, serta banyak lainnya akan dikupas dengan jelas. Pun dari dunia tata surya dan langit, pengetahuan tentang meteor, planet, bulan, gerhana, serta banyak lainnya akan dijelaskan dengan sederhana namun tepat. Yuk, ajak buah hati kita mengenali alamnya lebih dekat!
Nanovest memberikan kamu banyak pilihan. Ada lebih dari 120 aset kripto yang kamu bisa perjualbelikan di Nanovest, mulai dari BTC, ETH, BNB, DOGE, ADA, TKO, SHIB, dan masih banyak lagi. Lihat aplikasi Nanovest untuk daftar lengkap aset kripto yang tersedia.