Fixpoll Media Polling Indonesia

Lembaga survei Fixpoll Media Polling Indonesia menyebut simulasi pasangan Prabowo Subianto dan pasangan Anies Baswedan saling mengalahkan dalam survei calon presiden di Jawa Barat. Sementara simulasi pasangan Ganjar Pranowo konsisten di urutan ketiga.

Direktur Eksekutif Fixpoll Media Polling Indonesia Mohammad Anas RA mengatakan elektabilitas Prabowo dan Anies bersaing di Jabar. Adapun elektabilitas Ganjar tertinggal jauh.

"Dalam simulasi tiga nama, Prabowo juga unggul 38,4 persen, dibayangi Anies di posisi kedua 33,7 persen, dan Ganjar 16,9 persen," kata Anas dalam keterangan tertulis, Selasa (25/7).

Fixpoll membuat empat simulasi pilpres dengan memasangkan tiga kandidat itu dengan sejumlah nama. Dua simulasi dimenangkan Anies dan dua simulasi lainnya dimenangkan Prabowo

Simulasi pertama adalah Anies Baswedan-Agus Harimurti (AHY) (36,1 persen), Prabowo Subianto-Erick Thohir (30,6 persen), dan Ganjar Pranowo-Nasaruddin Umar (17,9 persen). Sebanyak 15,4 persen responden menyatakan tidak tahu/tidak jawab.

Simulasi kedua dimenangkan Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar (36,2 persen). Lalu ada Anies Baswedan-La Nyalla Mattalitti (34,9 persen), Ganjar Pranowo-Erick Thohir (16,1 persen), dan tidak tahu/tidak jawab (12,8 persen).

Anies Baswedan-Gatot Nurmantyo memenangkan simulasi ketiga dengan 36,3 persen. Kemudian Prabowo Subianto-Erick Thohir (31,3 persen), Ganjar Pranowo-Andika Perkasa (16,2 persen), dan tidak tahu/tidak jawab (16,2 persen).

Simulasi terakhir dimenangkan Prabowo Subianto-Khofifah Indar Parawansa (36,5 persen). Selanjutnya ada Anies-Ahmad Heryawan (33,1 persen), Ganjar-Sandiaga Uno (16,4 persen), serta tidak tahu/tidak jawab 14 persen.

Anas menjelaskan keunggulan Prabowo di Jawa Barat dipengaruhi basis suara Pilpres 2014 dan 2019. Basis itu masih bertahan mendukung Prabowo hingga saat ini.

"Pemilih Prabowo-Sandi pada pilpres 2019 masih konsisten memilih Prabowo bila dilakukan pilpres hari ini 48,1 persen (responden)," ujarnya.

Anas berkata capaian Anies di Jawa Barat karena kekompakan pemilih PKS dan Partai NasDem.

Sementara itu keunggulan Anies di Jabar disebabkan beberapa faktor yaitu, Pertama, Anies identik dengan tokoh perubahan, sekitar 37,5 persen. Citra Anies sebagai pemimpin yang mewakili umat juga berpengaruh dalam survei ini.

"Anies direpresentasikan sebagai figur yang mewakili visi politik keumatan. Masyarakat Jabar yang menginginkan pemimpin memiliki visi politik yang membawa kemaslahatan umat jumlahnya 44,6 persen," ucap Anas.

Sementara itu, kekalahan Ganjar dipengaruhi faktor historis PDIP yang tak pernah menang di daerah itu. Lalu ada masalah dampak soliditas partai pendukung Ganjar di Jawa Barat.

"Partai koalisi Ganjar hanya pemilih PDIP yang solid memilih Ganjar, sementara pemilih Hanura 100 persen dan Perindo 50 persen mayoritas memilih Anies Baswedan dan pemilih PPP 41,7 persen mayoritas memilih Prabowo Subianto," ujarnya.

Fixpoll Media Polling Indonesia

Lembaga survei Fixpoll Media Polling Indonesia menyebut simulasi pasangan Prabowo Subianto dan pasangan Anies Baswedan saling mengalahkan dalam survei calon presiden di Jawa Barat. Sementara simulasi pasangan Ganjar Pranowo konsisten di urutan ketiga.

Direktur Eksekutif Fixpoll Media Polling Indonesia Mohammad Anas RA mengatakan elektabilitas Prabowo dan Anies bersaing di Jabar. Adapun elektabilitas Ganjar tertinggal jauh.

"Dalam simulasi tiga nama, Prabowo juga unggul 38,4 persen, dibayangi Anies di posisi kedua 33,7 persen, dan Ganjar 16,9 persen," kata Anas dalam keterangan tertulis, Selasa (25/7).

Fixpoll membuat empat simulasi pilpres dengan memasangkan tiga kandidat itu dengan sejumlah nama. Dua simulasi dimenangkan Anies dan dua simulasi lainnya dimenangkan Prabowo

Simulasi pertama adalah Anies Baswedan-Agus Harimurti (AHY) (36,1 persen), Prabowo Subianto-Erick Thohir (30,6 persen), dan Ganjar Pranowo-Nasaruddin Umar (17,9 persen). Sebanyak 15,4 persen responden menyatakan tidak tahu/tidak jawab.

Simulasi kedua dimenangkan Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar (36,2 persen). Lalu ada Anies Baswedan-La Nyalla Mattalitti (34,9 persen), Ganjar Pranowo-Erick Thohir (16,1 persen), dan tidak tahu/tidak jawab (12,8 persen).

Anies Baswedan-Gatot Nurmantyo memenangkan simulasi ketiga dengan 36,3 persen. Kemudian Prabowo Subianto-Erick Thohir (31,3 persen), Ganjar Pranowo-Andika Perkasa (16,2 persen), dan tidak tahu/tidak jawab (16,2 persen).

Simulasi terakhir dimenangkan Prabowo Subianto-Khofifah Indar Parawansa (36,5 persen). Selanjutnya ada Anies-Ahmad Heryawan (33,1 persen), Ganjar-Sandiaga Uno (16,4 persen), serta tidak tahu/tidak jawab 14 persen.

Anas menjelaskan keunggulan Prabowo di Jawa Barat dipengaruhi basis suara Pilpres 2014 dan 2019. Basis itu masih bertahan mendukung Prabowo hingga saat ini.

"Pemilih Prabowo-Sandi pada pilpres 2019 masih konsisten memilih Prabowo bila dilakukan pilpres hari ini 48,1 persen (responden)," ujarnya.

Anas berkata capaian Anies di Jawa Barat karena kekompakan pemilih PKS dan Partai NasDem.

Sementara itu keunggulan Anies di Jabar disebabkan beberapa faktor yaitu, Pertama, Anies identik dengan tokoh perubahan, sekitar 37,5 persen. Citra Anies sebagai pemimpin yang mewakili umat juga berpengaruh dalam survei ini.

"Anies direpresentasikan sebagai figur yang mewakili visi politik keumatan. Masyarakat Jabar yang menginginkan pemimpin memiliki visi politik yang membawa kemaslahatan umat jumlahnya 44,6 persen," ucap Anas.

Sementara itu, kekalahan Ganjar dipengaruhi faktor historis PDIP yang tak pernah menang di daerah itu. Lalu ada masalah dampak soliditas partai pendukung Ganjar di Jawa Barat.

"Partai koalisi Ganjar hanya pemilih PDIP yang solid memilih Ganjar, sementara pemilih Hanura 100 persen dan Perindo 50 persen mayoritas memilih Anies Baswedan dan pemilih PPP 41,7 persen mayoritas memilih Prabowo Subianto," ujarnya.

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)

SMRC mengungkapkan pemilih kuat pada Ganjar Pranowo mencapai 73 persen, Anies Baswedan 61 persen, dan Prabowo Subianto 59 persen. Demikian temuan survei SMRC yang disampaikan Prof. Saiful Mujani dalam program 'Bedah Politik bersama Saiful Mujani' episode "Swing Voters Anies, Ganjar, dan Prabowo" yang tayang di kanal YouTube SMRC TV pada Kamis (13/7/2023).

Saiful menjelaskan bahwa survei SMRC yang dilakukan pada Mei 2023 itu menunjukkan secara umum ada 33 persen yang menyatakan masih sangat atau cukup besar kemungkinan untuk mengubah pilihan presiden. Sementara yang menyatakan kecil atau sangat kecil kemungkinan untuk mengubah pilihan sebesar 64 persen, masih ada 3 persen yang belum menjawab.

Saiful menyatakan bahwa dalam sejarah pemilihan presiden langsung di Indonesia, selisih suara antar-calon tidak pernah terlalu besar, kecuali dalam Pilpres 2009. Ketika itu, Susilo Bambang-Yudhoyono mendapatkan suara sekitar 60 persen, sisanya dibagi oleh dua lawannya. Selisihnya sekitar 20 persen.

Sementara dalam dua pilpres terakhir, selisih suara hanya sekitar 5 sampai 10 persen. Karena itu, menurut Saiful, angka 33 persen yang menyatakan mungkin akan berpindah pilihan itu besar. Kalau angka 33 persen tersebut cenderung pada calon tertentu, pengaruhnya akan siginifikan. Namun jika berubahnya proporsional, pengaruhnya tidak akan besar.

"Jika perbedaan pemilih kuat dan lemah signifikan di masing-masing calon, maka perubahan-perubahan atau suara swing akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perolehan akhir dalam kontestasi ini," jelas pendiri SMRC tersebut seperti dikutip siaran pers.

Pada calon presiden mana lebih banyak pemilih yang mantap dan yang lemah tersebut? Survei ini menunjukkan pemilih kuat pada Ganjar 73 persen, Anies 61 persen, dan Prabowo 59 persen.

Saiful menjelaskan bahwa ada selisih yang signifikan antara pemilih kuat pada Ganjar dengan Anies dan Prabowo. Sementara pemilih kuat Anies dan Prabowo kurang lebih sama. Selisih pemilih kuat Ganjar dengan Anies sekitar 12 persen, signifikan secara statistik. Sementara selisih pemilih kuat Ganjar dengan Prabowo sekitar 14 persen. Artinya, menurut Saiful, pemilih yang mantap lebih besar dan signifikan pada pemilih Ganjar Pranowo dibanding pada pemilih Anies dan Prabowo.

Sementara pemilih yang besar kemungkinan mengubah pilihan atau pemilih lemah pada Ganjar hanya 26 persen, Anies 34 persen, dan Prabowo 39 persen. Jika dilihat dari perbandingan ini, lanjut Saiful, pemilih yang lebih dinamis ada pada Prabowo.

Saiful menjelaskan bahwa temuan ini logis, misalnya jika dilihat dari aspek partai. Partai yang mendukung Prabowo adalah Gerindra dengan kekuatan di parlemen nomor tiga, lebih kecil dibanding PDIP. Karena itu, pendukung Prabowo umumnya datang dari partai-partai yang lain. Mereka umumnya adalah pendatang baru untuk Prabowo. Menjadi logis kalau pilihannya belum mantap.

"Mereka akan menunggu perkembangan apakah akan semakin nyaman mendukung Prabowo atau tidak. Hal yang sama terjadi pada Anies. Dia belum menjadi kader partai tertentu dan belum terlihat memiliki preferensi untuk menjadi anggota partai tertentu," jelas guru besar ilmu politik UIN Jakarta tersebut.

Saksikan video di bawah ini:

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)

SMRC merilis temuan menarik perihal sosok bakal calon wakil presiden (bacawapres) yang bisa membuat Ganjar lebih kompetitif dalam pemilihan presiden (pilpres) tahun depan. Ternyata belum ada bacawapres yang berkontribusi positif kepada elektabilitas bacapres yang juga kader PDIP tersebut.

Demikian temuan survei SMRC sebagaimana yang disampaikan Prof. Saiful Mujani dalam program 'Bedah Politik bersama Saiful Mujani' episode "Siapa Cawapres Ganjar Pranowo?" yang tayang di kanal YouTubeSMRC TV, Kamis (6/7/2023).

Dalam survei nasional SMRC pada Mei 2023, dilakukan simulasi beberapa tokoh yang kemungkinan menjadi bacawapres Ganjar. Saiful menjelaskan bahwa di antara nama-nama bacapres, Ganjar sekarang lebih definitif karena didukung satu partai (PDIP) yang bisa mengajukan calon sendiri.

"Prabowo, di survei cukup kompetitif, tapi belum definitif karena partai yang mendukungnya masih membutuhkan partai lain. Demikian juga Anies Baswedan. Karena itu dipertimbangkan siapa bakal calon wakil untuk Ganjar yang paling bisa membantu dia mengalahkan lawan-lawannya," katanya.

Lawannya adalah pasangan yang banyak dibicarakan dan sudah menjadi anggota Koalisi Perubahan dan Koalisi Gerindera dengan PKB. Saiful menyatakan walaupun belum diputuskan, tapi aspirasi yang sangat logis dari PKB bahwa mereka menginginkan Muhaimin Iskandar menjadi cawapres Prabowo.

Demikian pula Demokrat yang menginginkan Agus Harimurti Yudhoyono menjadi wakil Anies. Jika posisinya seperti ini, kira-kira kekuatan elektabilitas Ganjar seperti apa ketika dipasangkan dengan Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Khofifah Indar Parawansah, Mahfud MD, Sandiaga Uno, Said Aqil Siroj, dan Yahya Cholil Tsaquf?

Saiful menjelaskan bahwa Airlangga logis dipertimbangkan menjadi bacawapres Ganjar karena merupakan ketua partai terbesar kedua di parlemen, yaitu Golkar. Amanat partai Golkar adalah agar ketua umumnya, Airlangga, setidak-tidaknya menjadi calon wakil presiden.

Sementara Erick sudah dibicarakan akan menjadi calon wakil Ganjar atau dengan Prabowo. Khofifah juga dipertimbangkan karena posisinya sebagai gubernur Jawa Timur dan Ganjar perlu menang di Jawa Timur secara meyakinkan jika ingin menang di pilpres ini karena ini adalah provinsi terbesar kedua setelah Jawa Barat.

Mahfud juga banyak dibicarakan oleh para elite politik dan media. Setahun terakhir Mahfud juga cukup menonjok karena berbagai kasus yang dia respons berkaitan dengan penegakan hukum dalam posisinya sebagai menteri senior.

Sementara Sandiaga sudah bergabung dengan PPP dan partai tersebut mengharapkan Sandiaga menjadi calon wakil Ganjar. Said adalah mantan ketua PBNU. Posisi ini penting dipertimbangkan mengingat kebiasaan atau tradisi rekrutmen politik yang dilakukan PDIP dalam pemilihan presiden. Yahya juga demikian, dia adalah tokoh atau Ketua PBNU sekarang.

Bagaimana respons masyarakat terhadap simulasi ini? Kalau Ganjar berpasangan dengan Airlangga melawan Prabowo-Muhaimin dan Anies-AHY, Ganjar-Airlangga mendapatkan suara 33,2 persen; Anies-AHY 23,3 persen; Prabowo-Muhaimin 31,1 persen; dan tidak jawab 12,4 persen.

Saiful menjelaskan bahwa jika berpasangan dengan Airlangga, suara Ganjar seimbang dengan Prabowo-Muhaimin. Perbedaannya dalam rentang margin of error (3,1 persen). Karena itu, lanjut Saiful, kedua pasangan ini seimbang. Sementara suara Ganjar-Airlangga dengan Anies-AHY memiliki selisih signifikan, sekitar 10 persen atau di atas dua kali margin of error.

Jika berpasangan dengan Erick, Ganjar mendapatkan suara 32,9 persen; Anies-AHY 22,4 persen; Prabowo-Muhaimin 32,4 persen; dan tidak tahu 12,2 persen. Perolehan suara Ganjar berpasangan dengan Airlangga maupun berpasangan dengan Erick tidak berbeda signifikan. Saiful menyimpulkan bahwa dilihat dari preferensi pemilih, berpasangan dengan Airlangga atau Erick tidak ada bedanya untuk Ganjar.

Jika dipasangkan dengan Khofifah, Ganjar mendapatkan 31,2 persen; Anies-AHY 23,9 persen; Prabowo-Muhaimin 32,8 persen; dan tidak tahu 12 persen. Berpasangan dengan Mahfud, suara Ganjar menjadi 33,3 persen; Anies-AHY 24,5 persen; Prabowo-Muhaimin 30,1 persen; dan tidak tahu 12,2 persen.

Saiful menegaskan bahwa walaupun hasil survei ini menunjukkan perolehan suara atau angka absolut misalnya Ganjar-Mahfud lebih besar dibanding Prabowo-Muhaimin, namun perbedaan tersebut hanya sekita 3,2 persen. Angka tersebut kurang dari dua kali margin of error. Karena itu, tidak bisa dikatakan bahwa Ganjar-Mahfud unggul melawan Prabowo-Muhaimin.

"Secara statistik, yang harus dikatakan adalah tidak ada perbedaan suara signifikan terhadap dua pasangan ini," kata Saiful.

Hal yang sama terjadi pada simulasi Ganjar dengan tokoh lain. Jika dipasangkan dengan Sandiaga, suara Ganjar menjadi 33,9 persen; Anies-AHY 23,1 persen; Prabowo-Muhaimin 30,7 persen; dan tidak tahu 12,3 persen.

Dipasangkan dengan Said, dukungan pada Ganjar menjadi 30,5 persen; Anies-AHY 23,7 persen; Prabowo-Muhaimin 32,7 persen; dan tidak tahu 13,1 persen. Sementara jika berpasangan dengan Yahya, suara Ganjar menjadi 29,9 persen; Anies-AHY 24,4 persen; Prabowo-Muhaimin 33,3 persen; dan tidak tahu 12,4 persen.

Indikator Politik Indonesia (IPI)

IPI merilis survei elektabilitas terhadap 3 bacapres potensial. Hasilnya, Prabowo Subianto unggul 36,8 %, sementara Ganjar Pranowo 35,7 % dan Anies Baswedan 21,5 %.

Survei itu digelar pada 20-24 Juni 2023 terhadap 1.220 responden. Responden diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling. Adapun margin of error survei +/- 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.

Responden diberi pertanyaan 'Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden di antara nama-nama berikut?'.

"Jadi sampai 3 nama perbedaan Ganjar dan Prabowo Subianto masih neck to neck meskipun Prabowo unggul tapi keunggulannya tipis. Dan Anies di peringkat ketiga 21,5% selisih kurang lebih 14% dibanding Ganjar," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparannya secara virtual, Minggu (23/7/2023).

Berikut ini elektabilitas simulasi tiga nama capres:

Prabowo Subianto 36,8%Ganjar Pranowo 35,7%Anies Baswedan 21,5%TT/TJ 6,1%

Burhanuddin juga memaparkan tren basis capres menurut basis Pilpres 2019 yakni Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dia menunjukkan tren dukungan basis Jokowi paling banyak mendukung Ganjar.

Berikut urutan tren dukungan dari basis Jokowi-Ma'ruf:

Ganjar Pranowo 49,3%Prabowo Subianto 28,5%Anies Baswedan 14,0%

Sementara, di basis Prabowo-Sandiaga:

Prabowo Subianto 51,6%Anies Baswedan 41,0%Ganjar Pranowo 5,9%

Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI)

ARCI merilis hasil survei elektabilitas tiga nama bacapres di Pilpres 2024. Dari survei mereka, Prabowo Subianto mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Jawa Timur.

"Hasil survei ARCI dalam elektabilitas simulasi capres tiga nama, Prabowo Subianto unggul atas Ganjar dan Anies Baswedan. Tren Prabowo terus meningkat di Jatim," kata Direktur ARCI Baihaki Sirajt, Selasa (18/7/2023), seperti dikutip detik.com.

Hasil survei itu menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto di angka 33,7%. Sementara Ganjar Pranowo di angka 30,5% dan Anies Baswedan di angka 23,3%.

Tren elektabilitas Prabowo di Jatim disebut Baihaki terus meningkat. Elektabilitasnya sudah mencapai 33,7% padahal pada akhir tahun 2022 lalu elektabilitas Prabowo Subianto masih di angka 21,9%.

Calon lainnya yakni Ganjar dan Anies juga mengalami kenaikan. Namun, kenaikannya tidak setinggi Prabowo. Di mana Ganjar pada akhir 2022 lalu di angka 20,1% kini menjadi 30,5%.

"Sementara Anies Baswedan akhir 2022 lalu di angka 16,7% sekarang menjadi 23,3%," tambahnya.

Kenaikan elektabilitas Prabowo, lanjut Baihaki, salah satunya terkait isu-isu 'endorse Jokowi' yang memengaruhi publik. Apalagi, Jatim saat Pilpres 2019 lalu merupakan basis suara Jokowi.

"Ada faktor itu (endorse Jokowi). Faktor besar lain dari temuan kami adalah pemilih Nahdliyin yang sangat besar di Jatim cenderung memilih Prabowo dibanding dua nama lain," jelasnya.

"Selain itu responden menilai Prabowo pemimpin yang tegas dan meyakini Prabowo orang yang komitmen menjadi penerus program Jokowi," tambahnya.

Dalam responden yang mengaku merupakan warga NU, Baihaki memaparkan sebanyak 32,06% memilih Prabowo. Kemudian sebanyak 30,01% memilih Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sebesar 17,4%. Masih ada 20,53% responden belum menentukan pilihan.

Survei ARCI dilakukan pada 4 Juli-15 Juli 2023. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 1.250 responden yang tersebar proporsional di 38 kabupaten/kota Jatim. Survei ARCI memiliki margin of error sebesar 2,8% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%.

Berikut elektabilitas tiga cepres di Jawa Timur versi survei ARCI:

1. Prabowo Subianto 33,7%

2. Ganjar Pranowo 30,5%

3. Anies Baswedan 23,3%.

Belum menjawab/belum menentukan 12,5%

Lembaga Surabaya Survei Center (SSC)

Lembaga survei ini merilis hasil jajak pendapat terbaru yang mengungkap, mayoritas pemilih perempuan di Jawa Timur memilih sosok Ganjar Pranowo sebagai Presiden Indonesia untuk periode tahun 2024-2029.

Ganjar juga disebut berhasil memenangkan hati pemilih milenial di Jawa Timur.

"Ganjar pranowo 41,3 persen, Prabowo Subianto 34,2 persen, Anies Baswedan 16,7 persen, tidak tahu sama sekali 7,8 persen," kata Peneliti Senior SSC Ikhsan Rosidi dalam keterangan tertulis, seperti dilansir detik.com.

"Sementara untuk capres pilihan milenial Jatim Ganjar pranowo menduduki peringkat pertama 43,3 persen, Prabowo Subianto 32,8 persen Anies Baswedan 17,9 persen, tidak tahu sama sekali 6,0 persen," tambahnya.

Lembaga Survei Indonesia (LSI)

LSI menyatakan elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di Lampung bersaing ketat sebagai bakal calon presiden.

Survei dilakukan sepanjang 19-26 Juni dengan melibatkan 1.620 responden di dua daerah pemilihan (dapil) Lampung.

Dari sejumlah simulasi survei yang dilakukan, elektabilitas Ganjar dan Prabowo selalu berdekatan.

Ganjar Pranowo 30,6 persenPrabowo Subianto 30,4 persenAnies Baswedan 10,3 persenRidwan Kamil 0,9 persenSandiaga Uno 0,6 persen

Ganjar Pranowo 36,4 persenPrabowo Subianto 36 persenAnies Baswedan 12,3 persenRidwan Kamil 2,4 persenSandiaga Uno 1,6 persen

Ganjar Pranowo 38,9 persenPrabowo Subianto 38,8 persenAnies Baswedan 14,8 persenPuan Maharani 0,3 persen

Ganjar Pranowo 39,7 persenPrabowo Subianto 38,3 persenAnies Baswedan 14,9 persen

Prabowo Subianto 47,7 persenGanjar Pranowo 41,8 persen

Lembaga Survei Nasional (LSN)

LSN merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas calon presiden (Capres) 2024. Dalam survei tersebut, elektabilitas Prabowo Subianto yang paling tinggi.

Survei ini dilaksanakan pada 10 sampai 19 Juli 2023 di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Populasi dari survei ini adalah seluruh Warga Negara Indonesia yang telah berumur minimal 17 tahun (memiliki e-KTP).

Adapun jumlah sampel sebanyak 1420 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak berjenjang (multistage random sampling). Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka dengan responden dipandu kuesioner.

Sedangkan ambang kesalahan (margin of error) yang ditetapkan dalam survei ini sebesar +/- 2,6% dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) 95%. Validasi data mengacu pada data kependudukan yang dikeluarkan BPS.

Adapun LSN membuat survei ini dalam beberapa format. Dalam format pertanyaan terbuka, Prabowo Subianto berada di posisi paling atas.

"Prabowo Subianto selalu leading atas Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan. Ketika LSN mengajukan pertanyaan secara terbuka (top of mind) siapakah yang akan dipilih jika saat ini dilaksanakan Pilpres, sebanyak 28,5% secara spontan menyebut nama Prabowo. Sementara yang menyebut nama Ganjar sebanyak 17,6% dan Anies hanya 13,4%," ujar Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara Bakry dalam rilis survei LSN, Rabu (26/7/2023).

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa LSN juga mengajukan pertanyaan secara tertutup. Prabowo Subianto tetap kokoh di puncak dengan elektabilitas 33,8%. Sedangkan Ganjar hanya dipilih oleh 20,2% dan Anies menjadi pilihan 16,4% responden. Posisi Prabowo juga tetap di atas saat simulasi tiga nama.

"Begitu pula saat LSN membuat simulasi Pilpres hanya diikuti tiga kandidat saja, Prabowo semakin menguat dengan elektabilitas 40,5%. Sementara Ganjar hanya didukung oleh 30,8% responden dan Anies menjadi pilihan 22,4% responden," ujarnya.

Gema Nusantara Bakry mengungkap posisi Prabowo menguat lantaran endorsement dari Presiden Jokowi. Jokowi disebut total mendukung Prabowo.

"Salah satu faktor penyebab mengapa trend elektabilitas Prabowo Subianto semakin menguat sementara Ganjar Pranowo cenderung melemah adalah faktor endorsement Presiden Jokowi. Berdasarkan observasi LSN, Presiden Jokowi yang beberapa waktu lalu disebut-sebut berdiri dengan dua kaki, namun kini kedua kaki Jokowi nampaknya cenderung total mendukung Prabowo," ujarnya.

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)

SMRC merilis survei terbaru perihal bakal calon presiden yang diprediksi akan tampil dalam pemilihan presiden mendatang. Fokus survei adalah efek dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kontestasi tersebut.

Hasilnya, sebanyak 40,6 persen publik menilai Jokowi mendukung Ganjar Pranowo; 28,3 persen Prabowo Subianto; dan 11,9 persen Anies Baswedan.

Demikian temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Juli 2023 yang dipresentasikan dalam Program 'Bedah Politik bersama Saiful Mujani' episode "Efek Jokowi di Pilpres 2024" melalui kanal YouTube SMRC TV pada Kamis, 3 Agustus 2023.

Saiful menjelaskan mengapa pembicaraan dukungan dari Jokowi menjadi penting karena tingkat kepuasan pada kinerja Jokowi sangat positif di mata pemilih. Pada survei SMRC Juli 2023, tingkat kepuasan publik pada Jokowi 77,3 persen, bahkan sempat mencapai sekitar 80 persen.

"Jika penilaian publik pada Jokowi sangat positif, dan jika dia memihak pada satu calon, maka pemilih yang positif pada Jokowi akan cenderung mendukung calon-calon yang didukung olehnya," jelas pendiri SMRC tersebut.

Menurut Saiful, pemilih yang memiliki penilaian positif pada kinerja Jokowi kemungkinan berharap program-program yang ada dilanjutkan pada pemerintahan berikutnya. Siapa di antara calon presiden sekarang yang dinilai publik akan melanjutkan program kebijakan Jokowi?

Dari empat nama yang diajukan dalam survei ini, ada 40 persen yang menilai Ganjar bisa melanjutkan program kebijakan Jokowi; 29,7 persen menyebut Prabowo; 15 persen Anies; dan 0,9 persen Airlangga Hartarto. Masih ada 14,4 persen yang belum menjawab.

Dalam tiga kali survei (April sampai Juli 2023), penilaian bahwa Ganjar bisa melanjutkan kebijakan Jokowi tidak mengalami perubahan berarti, 44,5 persen di April-Mei; 36,3 persen Mei; dan 40 persen di Juli 2023. Sementara penilaian bahwa Prabowo bisa melanjutkan kebijakan Jokowi sedikit menguat dari 25 persen di April-Mei, menjadi 27,9 persen Mei; dan 29,7 persen di Juli 2023.

Saiful memberi catatan bahwa angka sekitar 15 persen publik yang menilai Anies akan melanjutkan program Jokowi kemungkinan berasal dari masyarakat yang kurang mengakses informasi. Kesimpulan itu muncul karena opini yang berkembang di media massa adalah bahwa Anies adalah tokoh yang akan melakukan perubahan.

Secara umum, opini publik tentang siapa yang akan melanjutkan program Jokowi cukup menyebar di antara Ganjar dan Prabowo. Tidak ada satu orang pun yang mendapatkan opini mayoritas dari pemilih bahwa dia akan melanjutkan program Jokowi.

Menurut Saiful, hal ini terjadi karena kekaburan atau ketidakjelasan sikap Jokowi sehingga sikap dan opini masyarakat juga terpolarisasi tentang siapa tokoh pelanjut program pemerintahan sekarang.

Dalam pertanyaan yang lebih eksplisit siapa capres yang didukung Jokowi menurut pandangan publik, ada 40,6 persen yang menyebut Ganjar adalah tokoh yang didukung Jokowi sebagai calon presiden 2024; 28,3 persen menyebut Prabowo; 11,9 persen Anies; 0,4 persen lainnya; dan 18,7 persen tidak jawab.

Saiful menjelaskan bahwa data ini juga menunjukkan pemilih terpolarisasi dalam menentukan siapa capres yang didukung Jokowi.

LSI Denny JA merilis hasil survei head to head bakal capres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Prabowo dan Ganjar berjarak 10,4 persen.

Survei ini dilakukan secara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia. Dengan 1.200 responden, margin of error survei ini sebesar 2,9%. Survei dilakukan pada tanggal 3-15 Juli 2023.

"Bulan Januari 2023, elektabilitas Prabowo 38,5%. Bulan Mei naik menjadi 44,5%. Bulan Juni naik kembali menjadi 50,4%, dan Bulan Juli juga naik menjadi 52%," ujar peneliti LSI Hanggoro Doso Pamungkas saat memaparkan rilis di Kantor LSI Denny JA, Jakarta, Senin (31/7/2023).

"Elektabilitas Ganjar pada bulan Januari 2023 sebesar 43,1%. Bulan Mei turun menjadi 38,1%. Bulan Juni berhasil rebound menjadi 43,2%. Akan tetapi bulan Juli turun menjadi 41,6%," imbuhnya.

Berikut hasil survei head to head Prabowo Vs Ganjar di LSI Denny JA:

Prabowo Subianto: 52%Ganjar Pranowo: 41,6%Tidak tahu/tidak jawab: 6,4%.

Sementara itu, LSI Denny JA juga menyatakan Ganjar unggul hanya di pemilih PDIP. Sementara, Prabowo unggul di semua pemilih partai selain PDIP.

Pada pemilih agama, Prabowo unggul di pemilih muslim. Ganjar unggul di pemilih non muslim. Begitu juga dengan gender, Prabowo disebut unggul di kalangan pemilih laki-laki maupun perempuan.

Lembaga survei yang berbasis di Australia, Utting Research, merilis hasil jajak pendapat terkait elektabilitas para tokoh menjelang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024. Hasilnya, nama Ganjar Pranowo menjadi tokoh yang berada di peringkat pertama mengalahkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Managing Director Utting Research John Utting mengatakan ketiga bakal calon presiden (bacapres) tersebut memiliki perolehan suara yang tidak berjauhan. Elektabilitas Ganjar Pranowo tercatat mencapai 34 persen, disusul Prabowo Subianto sebesar 33 persen, dan Anies Baswedan hanya 27 persen.

Sisanya, sebanyak tiga persen responden menjawab rahasia dan atau belum memutuskan. Sementara tiga persen lainnya memilih untuk tidak menjawab.

"Pilpres 2024 Indonesia sangat menarik. Hingga delapan bulan menjelang hari-H, pemenangnya masih sangat tidak jelas. Tiga kontestan terkuat masih sangat berimbang elektabilitasnya," ujar John dalam keterangan tertulis, Jumat (28/7/2023).

Menurut John, dengan selisih yang tipis di antara ketiga calon membuat kompetisi masih rentan terjadi perubahan pilihan pemilih menjelang pilpres nanti. Selain itu, terkait pertanyaan tentang bagaimana visi misi capres yang diinginkan publik, dia mengatakan sebagian besar responden menjawab ingin keberlanjutan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan adanya sejumlah perbaikan.

"Responden yang menginginkan visi misi melanjutkan sebagian kebijakan pemerintahan Jokowi dan memperbaiki sebagian lainnya mencapai 61 persen," terangnya.

Sedangkan yang menginginkan pemerintahan baru dengan sebaiknya membuat kebijakan baru dan berbeda tercatat sebesar 20 persen.

Sebagai informasi survei Utting Research dilakukan secara tatap muka pada 12-17 Juni 2023 dengan jumlah sampel responden sebesar 1.200 yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia. Survei tersebut dilakukan menggunakan metode multi stage random sampling, dengan margin of error sebesar 2,8 persen pada tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersilaturahmi ke kediaman Habib Muhammad Luthfi bin Yahya atau biasa disebut Habib Lutfi di Pekalongan, Jumat (19/5/2023). Foto: Biro Humas Kemenhan

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Survei Political Statistics (Polstat) Indonesia merilis data terbaru mereka terhadap elektabilitas sejumlah capres yang diprediksi akan bertarung di Pilpres 2024 mendatang.

Peneliti Senior Polstat Apna Permana menyampaikan, dari tiga simulasi Pilpres yang dilakukan lembaga survei mereka terhadap para responden, semuanya dimenangkan oleh Prabowo Subianto.

"Dalam berbagai format pertanyaan kepada responden, mulai dari pertanyaan terbuka (top of mind), pertanyaan tertutup simulasi 10 nama, pertanyaan tertutup simulasi tiga nama, maupun pertanyaan secara head to head, Prabowo selalu leading signifikan atas para pesaingnya," kata Apna dalam rilis surveinya, Sabtu (20/5).

Seperti dalam pertanyaan tertutup dari 10 nama tokoh yang ditawarkan, sebanyak 33,5% memilih Prabowo Subianto. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan Ganjar yang hanya dipilih oleh 19,6% dan Anies didukung oleh 19,4% responden.

Di posisi berikutnya adalah Ridwan Kamil dengan elektabilitas 5,4%, Agus Harimurti Yudhoyono (3,6%), Erick Thohir (3,2%), Sandiaga Uno (2,8%), Puan Maharani (2,4%), Airlangga Hartarto (2,2%) dan Muhaimin Iskandar (1,9%), serta undecided (6,2%).

Begitu pula ketika simulasi Pilpres hanya diikuti tiga nama saja, Prabowo Subianto tetap berada di peringkat pertama dengan raihan suara 39,2% responden, kemudian 27,1% memilih Ganjar dan 26,9% memilih Anies. Sementara 6,8% responden menyatakan belum punya pilihan (undecided).

Pun ketika simulasi Pilpres dilaksanakan saat ini dan hanya diikuti oleh Prabowo dan Ganjar, sebanyak 52,3% menjatuhkan pilihannya pada Prabowo, lalu 35,8% memilih Ganjar dan sisanya (11,9%) mengaku belum punya pilihan.

"Prabowo Subianto juga leading jauh atas Anies Baswedan dalam simulasi secara head to head. Ketika Polstat Indonesia mengajukan pertanyaan kepada responden, siapa yang akan dipilih jika Pilpres dilaksanakan saat ini dan hanya diikuti oleh Prabowo dan Anies, sebanyak 54,6% mengaku akan memilih Prabowo dan hanya 34,5% yang memilih Anies," terangnya.

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai lembaga survei terus merilis hasil sigi mereka terkait elektabilitas bakal calon presiden yang diprediksi turut serta dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2023. Berikut adalah sederet hasil survei yang dirangkum CNBC Indonesia sejak awal Juli 2023.

Political Weather Station (PWS) Political Weather Station (PWS) merilis hasil survei terkait elektabilitas tiga calon presiden (capres) yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. Hasilnya, Prabowo Subianto unggul.Survei yang dirilis PWS, Kamis (24/8/2023), dilaksanakan pada periode 13 hingga 20 Agustus 2023 di 34 provinsi yang ada di seluruh Indonesia. Jumlah sampel sebesar 1.200 responden diperoleh melalui teknik pencuplikan secara acak bertingkat (multistage-random sampling).Margin of error survei yakni +/- 2,83%, dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara melalui telepon dengan pedoman kuesioner.Uji kualitas dilakukan melalui telephone-check dan spot-check sebesar 20% dari total sampel. Survei ini juga dilengkapi dengan penelurusan data percakapan warganet (netizen) melalui media monitoring dari berbagai platform media sosial.Responden awalnya diberi pertanyaan terbuka atau top of mind mengenai calon presiden. Hasilnya, nama Prabowo Subianto paling banyak disebut publik sebagai sosok yang paling pantas menggantikan Presiden Jokowi, yakni 26,5% responden.Berikut data capres top of mind:Prabowo Subianto: 26,5%Ganjar Pranowo: 22,8%Anies Baswedan: 13,2%Ridwan Kamil: 5,4%Sandiaga Uno: 4,2%Agus Harimurti Yudhoyono: 3,5%Erick Thohir: 3,2%Mahfud Md: 3,1%Airlangga Hartarto: 1,6%Muhaimin Iskandar: 1,3%Puan Maharani: 1,2%Andika Perkasa: 1,2%Tri Rismaharini: 0,9%Tokoh-tokoh lainnya: 3,2%Tidak tahu: 8,7%Kemudian, responden diberi pertanyaan bersifat tertutup dengan diberi pertanyaan 10 nama tokoh di hadapan responden. Dalam format pertanyaan itu, hasilnya mengerucut tiga nama teratas yakni Prabowo, Ganjar, dan Anies."Melalui format pertanyaan tertutup, di mana PWS menyodorkan 10 nama tokoh kepada responden, tetap saja capres pilihan publik menghadapi Pemilu 2024 telah mengerucut pada tiga nama saja, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan," ujar peneliti senior PWS, Sharazani dalam paparannya.Dari tiga nama tersebut, PWS kemudian memberi pertanyaan mengerucut. Kebanyakan responden pun memilih Prabowo Subianto.Berikut hasil elektabilitas capres simulasi tiga nama:Prabowo Subianto: 40,8%Ganjar Pranowo: 35,6%Anies Baswedan: 19,5%Tidak tahu: 4,1%."Dengan hasil seperti ini, Pilpres akan berlangsung dua putaran dan Anies Baswedan tereliminasi lebih dulu," katanya.Berita selengkapnya >>> Klik di sini

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)

SMRC merilis hasil survei bertajuk "Trend Elektabilitas Bakal Calon Presiden" yang dipresentasikan Direktur Riset SMRC Deni Irvani melalui kanal Youtube SMRC TV, Rabu (23/8/2023). Anies Baswedan mendapatkan dukungan publik 20,4 persen; Prabowo Subianto 33,6 persen; dan Ganjar Pranowo 35,9 persen.Deni menjelaskan bahwa populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Sampel basis sebanyak 3710 responden dipilih secara random (stratified multistage random sampling) dari populasi tersebut dengan jumlah yang proporsional di setiap provinsi.Oversample dilakukan di provinsi-provinsi kecil sehingga total sampel menjadi 5.000 responden. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 4.260 atau 85%. Sebanyak 4.260 responden ini yang dianalisis. Margin of error survei dengan jumlah sampel tersebut secara nasional diperkirakan +/- 1.65% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Waktu wawancara lapangan 31 Juli - 11 Agustus 2023. Pembobotan data dilakukan sehingga sampel yang dianalisis proporsional terhadap populasi menurut provinsi dan variabel-variabel demografi lainnya.Survei ini menemukan dalam simulasi tiga nama, Ganjar mendapat dukungan 35,9 persen, Prabowo 33,6 persen, Anies 20,4 persen, dan belum jawab 10,1 persen. Menurut Deni, suara Ganjar dan Prabowo di simulasi tiga nama ini seimbang (tidak berbeda signifikan) karena selisihnya kurang dari dua kali margin of error.Deni menjelaskan bahwa dalam 2 tahun terakhir, dari Mei 2021 ke Agustus 2023, dukungan pada Ganjar naik dari 25,5 persen menjadi 35,9 persen, sementara Prabowo stagnan dari 34,1 persen menjadi 33,6 persen, dan Anies cenderung turun dari 23,5 persen menjadi 20,4 persen.Deni melanjutkan bahwa dalam jangka waktu yang lebih pendek, selama empat bulan terakhir ada dinamika dukungan kepada ketiga calon. Dukungan pada Ganjar menguat setelah ia dideklarasikan sebagai calon presiden dari 33,2 persen di awal April 2023 menjadi 39,2 persen di awal Mei 2023 (naik 6 persen), namun sempat melemah pada survei pertengahan Juli 2023 menjadi 30,8 persen, kemudian kembali menguat pada survei terakhir di awal Agustus 2023 menjadi 35,9 persen.Prabowo sempat menguat dari 31,5 persen di awal April 2023 menjadi 37,8 persen di pertengahan Juli 2023, kemudian cenderung melemah di survei awal Agustus ini menjadi 33,6 persen. Sementara itu elektabilitas Anies cenderung melemah dari 24,2 persen pada awal April 2023 menjadi 20,4 persen dalam survei awal Agustus 2023.Dalam simulasi tiga nama ini tidak ada calon yang mendapat suara dominan di atas 50 persen. Karena itu, menurut Deni, terbuka kemungkinan pemilihan presiden akan berlangsung dua putaran jika yang bersaing tiga nama tersebut dan pemilihan diadakan ketika survei.Jika yang bersaing hanya dua nama, Ganjar vs Prabowo, dalam simulasi head to head Prabowo mendapatkan dukungan 44,5 persen, Ganjar 41,5 persen, dan masih ada 13,9 persen yang belum menjawab. Deni menjelaskan bahwa secara statistik dukungan kepada Prabowo dan Ganjar dalam simulasi dua nama ini seimbang (tidak beda signifikan) karena selisihnya (3%) kurang dari 2 kali margin of error (3,3%).Jika yang bersaing hanya dua nama antara Ganjar vs Anies, Ganjar mendapat dukungan 49,6%, unggul signifikan atas Anies yang mendapat dukungan 32,8%. Yang belum tahu sekitar 17,6%.

Sementara itu bila yang bersaing hanya Prabowo vs Anies, Prabowo mendapat dukungan 52%, unggul signifikan atas Anies yang mendapat dukungan 30,2%. Yang belum tahu sekitar 17,8%."Dari hasil survei ini dapat disimpulkan bahwa Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bersaing sangat ketat, dan keduanya unggul signifikan atas Anies Baswedan jika pemilihan diadakan ketika survei dilakukan," ujar Deni

Litbang Kompas merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas tiga bakal calon presiden. Hasilnya, Ganjar Pranowo berada pada posisi teratas, unggul jauh dari Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.Diketahui, Ganjar meraih elektabilitas tertinggi dengan 34,1 persen. Kemudian disusul dengan Prabowo yang memiliki 31,3 persen, dan Anies dengan 19,2 persen.Selain itu, Litbang Kompas juga memperlihatkan hasil simulasi dengan variasi jumlah nama calon presiden. Dalam simulasi pemilihan bebas dengan 10 nama calon, Ganjar mendapat 29,6 persen, Prabowo 27,1 persen, dan Anies 15,2 persen.Sedangkan dalam simulasi pemilihan dengan hanya 5 nama calon, Ganjar memperoleh 31,8 persen, Prabowo 27,8 persen, dan Anies 15,6 persen."Hasil tersebut menunjukkan bahwa hanya suara Ganjar yang tampak menanjak. Perubahan dari 10 kelima nama itu relatif tidak mengubah suara untuk Prabowo dan Anies sehingga jarak keterpilihan Ganjar semakin lebar dengan Prabowo dan Anies," ungkap pernyataan dari Litbang Kompas dikutip Senin (21/8/2023).Lebih lanjut, Litbang Kompas menjelaskan elektabilitas Ganjar melonjak setelah sempat turun pada Mei 2023 menjadi 22,8 persen. Saat ini, posisi elektabilitas Ganjar mendekati angka pada Januari 2023, yaitu 25,3 persen."Sempat tertinggal 1,7 persen dari Prabowo pada Mei 2023, kini Ganjar unggul tipis 0,3 persen," jelas Litbang Kompas.Litbang Kompas mengingatkan meskipun kenaikan ini tidak begitu signifikan, namun tren tersebut dapat mempengaruhi dinamika politik ke depan. Terlebih dalam tiga bulan terakhir, suara untuk Prabowo hampir tidak mengalami perubahan yang signifikan.Sebagai informasi, Survei Litbang Kompas dilaksanakan secara tatap muka dari tanggal 27 Juli hingga 7 Agustus 2023. Survei ini melibatkan 1.364 responden yang berasal dari 38 provinsi, tersebar di 331 desa dan kelurahan di seluruh Indonesia, dengan margin of error sebesar 2,65 persen.Berita selengkapnya >>> Klik di sini

Indikator Politik IndonesiaLembaga Survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil jajak pendapat terbaru. Dalam survei tersebut, elektabilitas bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo rebound atau kembali naik.Bahkan dalam survei tersebut elektabilitas bacapres dari PDIP itu mampu mengalahkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan dalam simulasi tiga. Adapun elektabilitas Ganjar sebesar 35,2 persen jika pemilihan presiden diadakan sekarang. Kemudian, Prabowo 33,2 persen dan Anies hanya 23,9 persen."Simulasi tiga nama ini lagi-lagi kita tanya, kebetulan di antara banyak nama hanya Ganjar, Anies, dan Prabowo yang dinamis dan potensial. Hasilnya Ganjar 35,2 persen, Prabowo 33,2 persen, dan Anies 23,9 persen," kata Peneliti Utama Indikator, Burhanuddin Muhtadi dalam keterangannya, Jumat (18/8/2023).Meskipun begitu, ia mengatakan elektabilitas bacapres dari tahun ke tahun sangat dinamis. Namun secara umum, kenaikan elektabilitas Ganjar rata-rata lebih tinggi dibanding bacapres lainnya."Elektabilitas capres naik turun, kita punya datanya pilihan publik kepada capres itu naik dan turun. Prabowo sempat unggul di sepanjang 2021-2022, lalu disalip Ganjar pada April 2022. Kemudian, pada 2023 Prabowo sempat menyalip Ganjar dan sekarang lagi-lagi disalip (Ganjar di atas)," tutupnya.Sebagai informasi tambahan, survei ini dilakukan pada 15-21 Juli 2023 dengan populasi survei seluruh warga Indonesia yang berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah (kriteria pemilih).Kemudian total responden sebanyak 1.811 dengan metode multistage random sampling dan memiliki toleransi kesalahan sekitar 2,35 atau 2,4 persen.Berita selengkapnya >>> Klik di sini

Voxpol Center Research & Consulting Voxpol Center Research & Consulting merilis hasil survei elektabilitas calon presiden 2024. Hasilnya, elektabilitas bacapres Gerindra Prabowo Subianto tertinggi, diikuti bacapres PDIP Ganjar Pranowo dan bacapres NasDem Anies Baswedan.Survei ini digelar pada 24 Juli hingga 2 Agustus 2023. Survei melibatkan 1.200 responden dari 34 provinsi Indonesia. Adapun survei dilakukan dengan metode wawancara secara tatap muka atau face to face oleh surveyor terlatih. Margin of error survei tercatat 2,83%.Para responden ditanyakan terkait simulasi 3 nama capres 'seandainya Pemilu Presiden dilaksanakan hari ini, di antara 3 nama berikut, siapa calon Presiden RI yang akan Ibu/Bapak/Saudara/ pilih?'. Hasilnya Prabowo Subianto memiliki elektabilitas tertinggi.Berikut ini hasil survei elektabilitas capres Voxpol Center:Prabowo Subianto: 36,5%Ganjar Pranowo: 30,4%Anies Baswedan: 26,4TT/TJ 6,7%"Pada simulasi 3 nama, Prabowo Subianto unggul dengan elektabilitas 36,5% disusul Ganjar Pranowo (30,4%) di posisi kedua," tulis Voxpol Center dalam keterangannya, Rabu (16/8/2023).

Surabaya Research Syndicate (SRS)

Elektabilitas Prabowo Subianto di Jawa Timur (Jatim) sebagai calon presiden (capres) unggul dibandingkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Ini didasari hasil survei Surabaya Research Syndicate (SRS) yang merilis elektabilitas nama-nama yang digadang maju sebagai capres-cawapres di Pilpres 2024. Survei ini dilakukan untuk pemilih di Jawa Timur."Elektabilitas Prabowo tertinggi di Jawa Timur dalam temuan survei kami, SRS. Prabowo unggul atas Ganjar, dan Anies baik dalam top of mind, maupun simulasi tiga nama," kata Direktur Riset SRS, Edwin Abdul saat paparan melalui Zoom, Selasa (15/8/2023).Dalam survei top of mind SRS, elektabilitas Prabowo di angka 25,8%. Kemudian Ganjar di angka 23,1%. Sedangkan Anies Baswedan di angka 10,2%."Nama-nama lain seperti Mahfud MD, Ridwan Kamil, Erick Thohir, Agus Harimurti Yudhoyono angkanya di bawah 10%, bahkan di bawah 5%," jelas Abdul.Dalam simulasi 10 nama, lanjut Abdul, elektabilitas Prabowo semakin meningkat yakni 33,8% disusul Ganjar 28,4%, dan Anies Baswedan 11,6%.Pada simulasi tiga nama, elektabilitas Prabowo di angka 43,7%, disusul Ganjar Pranowo 39,5%, dan Anies Baswedan 12,2%."Elektabilitas Prabowo Subianto trennya meningkat meninggalkan Ganjar. Bahkan dalam simulasi head to head melawan Ganjar, Prabowo meraih angka 50,2%, sementara Ganjar 45,6%," jelas Abdul.Abdul membeberkan faktor utama yang membuat elektabilitas Prabowo semakin dominan atas Ganjar adalah fenomena Jokowi Effect. Berdasarkan hasil survei SRS, 43,6% responden di Jawa Timur meyakini Presiden Jokowi memberikan endorsement kepada Prabowo untuk menjadi Presiden RI 2024-2029."Dengan tingginya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi dengan sendirinya berdampak pada tingginya approval rating beliau. Karena publik Jatim meyakini bahwa approval atau endorsement Jokowi lebih mengarah kepada Prabowo, maka tidak heran apabila Menteri Pertahanan RI ini memperoleh bonus elektabilitas yang signifikan," jelasnya.Abdul juga menyebut faktor PKB menjadi variabel penentu keunggulan Prabowo atas Ganjar di Jatim. PKB diketahui punya kedekatan dengan warga NU Jatim, meski tidak semua orang NU memilih PKB."Dalam dua Pilpres sebelumnya, Prabowo selalu berada di jalan yang berlawanan dengan PKB, dan hasilnya Prabowo selalu kalah di Jatim karena kurang mendapatkan dukungan dari kaum Nahdliyin. Setelah Prabowo menggandeng PKB, dukungan warga NU mulai mengalir," tandasnya.Berita selengkapnya >>> Klik di sini

Lembaga LSI Denny JALembaga LSI Denny JA merilis survei nasional terbaru yang menunjukkan tren elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menunjukkan kecenderungan menanjak sejak Januari-Juli 2023.Peneliti LSI Ardian Sopa merinci pada bulan Januari 2023 lalu, elektabilitas Prabowo berada di angka 25,4 persen. Kemudian, pada Mei 2023 menanjak ke angka 33,9 persen, lalu pada Juni 2023 di angka 34,3 persen."Di Juli 2023 elektabilitas Prabowo 38,2 persen. Prabowo terlihat elektabilitas menanjak," kata Ardian dalam konferensi persnya, Senin (14/8).Berbeda dengan dua pesaingnya, Ardian menilai Ganjar fluktuatif dan Anies cenderung menurun.Elektabilitas Ganjar, lanjutnya, pada Januari 2023 berada di angka 37,8 persen. Kemudian pada Mei menurun jadi 31,9 persen, bulan Juni 32,7 persen dan Juli berhasil naik lagi di angka 35,3 persen.Ardian mengatakan elektabilitas Anies cenderung stagnan bahkan menurun. Pada Januari 2023, elektabilitas Anies berada di angka 22,1 persen, Mei (20,8 persen), Juni (22,1 persen) dan Juli (18,4 persen)."Anies cenderung stagnan, bahkan kalau dilihat dari Januari 2023 cenderung turun ya," kata dia.Ardian menjelaskan hasil survei LSI Denny JA pada Juli 2023 dalam simulasi 3 nama menunjukkan Prabowo berada di peringkat pertama elektabilitas tertinggi dengan 38,2 persen. Kemudian disusul Ganjar di tempat kedua dengan 35,3 persen dan anies di angka 18,4 persen."Ini menunjukkan 5 sampai 6 bulan dari masa pencoblosan Prabowo paling unggul," kata Ardian.Berita selengkapnya >>> Klik di sini

Indikator Politik Indonesia

Survei IPI mengungkap elektabilitas Prabowo Subianto bersaing ketat dengan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden di Sumatera Barat.Dalam simulasi 3 nama periode Juni-Juli, Prabowo memiliki elektabilitas sebesar 48 persen. Dibuntuti oleh Anies dengan elektabilitas 39,5 persen.Sementara itu, bakal calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo hanya 6,2 persen. Tertinggal jauh dibanding Prabowo dan Anies di Sumatera Barat.Dalam simulasi Top of Mind, Prabowo memiliki elektabilitas tertinggi yakni 42,8 persen. Dikuntit Anies dengan elektabilitas sebesar 34,6 persen.Posisi Ganjar terpaut jauh dari kedua bacapres tersebut. Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu hanya 3,9 persen.Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi menyebut masyarakat Sumbar sebenarnya sudah bisa menentukan capres. Prabowo dan Anies yang paling banyak dijadikan pilihan."Umumnya pemilih Sumbar itu udah bisa jawab siapa capres top of mind mereka. Siapa itu? Satu, Pak Prabowo 42,8 persen orang Sumbar menyebut Pak Prabowo. Yang Kedua, Mas Anies. 34,6 persen menyebut secara spontan Mas Anies. Kemudian Ganjar, tapi kecil sekali," ucap Burhanudin seperti dikutip CNN Indonesia, Minggu (13/8/2023).Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 26 Juni hingga 10 Juli 2023. Melibatkan 1.620 responden dengan diwawancara secara langsung.Metode yang digunakan multistage random sampling. Margin of error kurang lebih 2,7 persen.Sebelumnya, Indikator Politik Indonesia juga melakukan survei pada Januari-Februari.Kala itu, Anies Baswedan masih berada di pucuk dengan elektabilitas 37 persen. Diikuti Prabowo 24,8 persen dan Ganjar Pranowo 4,9 persen.